Ketika #Manut Kyai Hanya Slogan


Gaspolnews.com -- Dalam sebuah ‘sirkus politik’, acapkali para pemain adalah mereka yang ‘berkepentingan’ atau dalam bahasa lain : ‘nggolek rahi’ !,


Maka acapkali apapun jalan akan ditembusnya , bahwa tak segan untuk merusak / membawa² tatanan sebuah komunitas / lembaga yang secara ‘garis joeang’ bukanlah sebuah Organisasi / Partai Politik,


Hingga terkadang di sebuah daerah andai sebelumnya belum ada komunitas , dibentuklah dan dijalankanlah kegiatan² / rutinitas² luhur yang pada ujung²nya adalah PENGGIRINGAN MASSA untuk memuluskan sebuah ‘syahwat politik’.


Tak segan, para Hubbul Jaah / Pemuja Tahta & Hubbud Dun_ya / Pemuja Harta (begitu istilah Hujjatul Islam Imam al Ghozaliy) membawa² keluhuran nama seorang yang dianggap Tokoh dan bisa membawa Gerbong Ummatnya , contohnya ; membawa-bawa nama KYAI , USTADZ / ‘ULAMA Hingga pada tahap berikutnya , booming / viral – lah istilah / tagar :


“MANUT KYAI !”


Dimana dalam satu sudut pandang , Slogan tersebut seakan-akan penggiringan opini untuk mendukung salah satu calon tertentu dalam kontestasi pemilihan untuk merebut kekuasaan (Pilkada, red).


Tapi mungkin bisa dijadikan sebuah refleksi :



BENARKAH YANG DISEBUT / BERGELAR KYAI HANYA ADA Untuk dimanfaatkan meraih sebuah kepentingan pragmatis kekuasaan?. BAHKAN TERKADANG DENGAN ‘ala mengancam’ DENGAN SEAKAN² YANG TIDAK MANUT KYAI ‘A’ / ‘B’, DENGAN BERBAGAI ‘istilah’ ?


Semogalah tidak sampai sebuah niat luhur untuk berda’wah, meluruskan radikalisme² / kebelumtahuan seorang hamba, namun tanpa sadar mengambil langkah yang bisa MENCIPTAKAN SEBUAH RADIKALISME BARU di garis perjuangannya.


Sebab pada dasarnya sebuah radikalisme terbentuk bisa karena beberapa faktor.

KYAI” adalah sebuah istilah diberikan untuk seorang ‘Alim / yang dianggap Tokoh Ruhani / Agama, dan kebih banyak dipakai di daerah Jawa saja. Padahal, di daerah² lain , bahkan sama-sama di Jawa , sangat banyak sekali istilah lain , seperti : USTADZ , TUAN GURU, dll ..


Jikalau dianggaplah KYAI hanya milik / hanya ada di salah satu calon tertentu agar bisa berkuasa, mungkin bisalah kita semua ‘Ngaji Laku’ berikut ini sebagai sebuah tamtsil / ‘ibroh / ‘ngaji laku’ ;


UMAT AKAN MERASA KEHILANGAN FIGUR / PANUTAN YANG DIANGGAPNYA BISA MENYIRAMI RUHANI YANG KERING DI TENGAH PERGOLAKAN HIDUP YANG DIPENUHI MATERIALISTIK DAN HEDONIST,


Hingga akhirnya mereka berjalan bagai ‘AUTO PILOT’ , dan tak mudah mempercayai seorang Spiritualist..


Maka jikalau hal tersebut tak disadari niscaya ketimpangan² berikutnya yang bagai ‘benang ruwet’ akan ditampakkanNya ke dalam kehidupan berbangsa, hingga kelak pastilah terjadi GAME PINGPONG, umat pun dibuat kebingungan karena ulah mereka yang mengatasnamakan kyai atau ulama hanya ambisi kekuasaan yang menghalalkan segala cara. Na'udzubillahi mindzalik!

Janganlah hanya demi sebuah ambisi tahta , seakan tiada lagi batas HALAL – HAROM , tiada lagi KETAKUTAN PADA ALLAH , AGAMA-pun ACAPKALI DI-EKSPLOITIR HANYA DEMI SYAHWAT SESAAT SEMATA .

Hingga seakan-akan TIADA LAGI SIKAP MEMANUSIAKAN MANUSIA LAINNYA ..,


Padahal seseorang bisa disebut MANUSIA adalah MANAKALA IA BISA MEMANUSIAKAN LAINNYA ..,


Dengan saling tebar kasih sayang , menjunjung tinggi kejujuran , tawadlu’ hingga saling memaafkan.


Dengan menjunjung tinggi Akhlaqul Karimah , seharusnya bisa menjadi perekat antar apapun perbedaan, baik perbedaan pendapat, suku, ras, hingga perbedaan agama pun akan bisa damai dengannya. (Sumber disadur: ponpesassoiy.wordpress.com) 

youtube