Tim Pemenangan Bu Lies di Desa Peganden Kecamatan Manyar sudah melakukan pendataan mapping dukungan dengan by name by address, rata-rata warga welcome dan siap menangkan Bu Lies agar bisa mewakili aspirasi warga di DPRD Gresik.
"Ya kami didata setor KTP dukungan untuk menangkan Bu Lies," ujar salah seorang warga Peganden sambil berikan KTP pada Tim Pemenangan Bu Lies di Peganden.
Pantauan di lapangan warga antusias mendukung Bu Lies karena sudah jelas dan terjamin, setidaknya selesai mencoblos pulang dengan senyuman.
Warga berharap Bu Lies amanah kalau terpilih menjadi anggota DPRD Gresik, juga bisa memperjuangkan aspirasi warga terutama terkait kebijakan publik misalnya kesejahteraan dan pelayanan publik harus bisa diperjuangkan dengan tepat dan benar.
Seperti diberitakan Lies Farhatin Nazidah masih pendatang baru di kancah politik, perempuan berjilbab alumni Ponpes Langitan, kelahiran Gresik 22 April 1976 ini diharapkan bisa memperjuangkan aspirasi warga Kecamatan Manyar dan Bungah terutama kaum perempuan, karena selama ini di Gerindra belum ada anggota DPRD Gresik dari perempuan di dapil 9 tersebut.
Motivasi maju menjadi caleg dari partai Gerindra selain termotivasi untuk memperjuangkan aspirasi warga melalui jalur politik, juga semangat pengabdian untuk bisa memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat, terkait dengan kebijakan yang menyangkut kepentingan publik terutama aspirasi kaum perempuan agar bisa diperjuangkan sebagaimana mestinya sesuai amanah perundangan berlaku.
"Mohon doa restunya mari kita sebagai perempuan jangan takut berjuang bersama semoga membawa manfaat bagi warga Manyar dan Bungah khusunya kaum perempuan," ujar Ning Lies sapaan Lies Farhatin Nazidah.
Alumnus SMA NU 1 ini melanjutkan keterwakilan kaum perempuan dari Partai Gerindra di dapil 9 di badan legislatif sangatlah penting, karena Manyar banyak industri menuntut perempuan harus bisa menyiapkan diri dengan adanya kebijakan publik dari pemerintahan, karena itu kiprah perempuan di politik tidak hanya sekedar memenuhi pada capaian kuota 30%, tetapi perempuan harus punya power and decision agar bisa memperjuangkan di parlemen/legislatif.
"Untuk itu kawan-kawan caleg perempuan marilah kita jadi caleg kartini dan bukan caleg perempuan yang hanya sebagai alat bargaining atau pemenuhan quota," ujarnya Ning Lies yang pernah mengenyang Kampus UWKS ini.
"Jadilah Kartini sejati yang punya jadi diri dan nilai lebih daripada caleg lain (laki-laki, red)" sambungnya kemudian, dengan penuh semangat kepada para pendukungnya dari emak emak ini. yyn